METILON
3,4 metilendioksi metkatinon atau
lebih banyak disebut metilon.
Metilon sendiri merupakan suatu
pengembangan dari senyawa alkaloid katinon yang ditemukan pada tumbuhan khat (Chata
edulis) yang berasal dari Afrika (Ethiopia) dan Semenanjung Arab (Yaman dan
sekitarnya). Dan kabarnya tanaman ini banyak ditanam di daerah Jawa Barat.
Katinon sendiri memiliki kemiripan struktur dengan amfetamin, suatu senyawa
perangsang sistem syaraf pusat. Coba lihat gambar di bawah ini:
gambar struktur kimia amfetamin dan
katinon
Hampir sama Bedanya katinon memiliki suatu gugus keton disana. Efek
farmakologi dari katinon sendiri sama juga dengan amfetamin yaitu perangsang
sistem syaraf pusat dengan cara meningkatkan pengeluaran katekolamin.
Katekolamin sendiri adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk
sekolompok hormon yang memiliki gugus katekol (orto hidroksi fenol). Contohnya
adalah adrenalin, norefinefrin, noradrenalin, dan dopamin. Jika katekolamin ini
banyak keluar maka akan dapat mengurangi depresi, mengontrol kegemukan (nafsu
makan turun), mengurangi kelelahan, dan meningkatkan semangat.
Untuk memperkuat efek dari katinon,
maka beberapa orang (karena katinon sendiri adalah narkotika, maka kata orang
menunjuk pada mafia narkotik) mensintesisnya menjadi metkatinon. Metkatinon
sendiri sebenarnya sudah disintesis sejak tahun 1928 dan dipatenkan oleh Parke
Davis pada tahun 1957. Metkatinon sendiri juga mirip sekali dengan metamfetamin
atau yang kita kenal sebagai sabu-sabu. Kemiripan ini karena dari senyawa induknya
(metkatinon terhadap katinon dan metamfetamin terhadap amfetamin) ada
penambahan gugus metil pada atom N. Penambahan gugus metil ini menyebabkan
metkatinon lebih lipofil sehingga aktifitas farmakologinya meningkat.
gambar struktur kimia metamfetamin
dan metkatinon
Metkatinon memiliki afinitas (ikatan
obat dengan reseptor tubuh) yang sangat kuat terhadap dopamin dan adrenalin,
sedangkan ke serotonin hanya sedikit lebih lemah dari metamfetamin alias
sabu-sabu. Pada tahun 1930-1940 Metkatinon juga digunakan oleh Uni Sovyet
(Rusia saat ini) untuk pengobatan anti depresan. Tetapi sejak tahun 1994 oleh
AS digolongkan sebagai narkotika golongan I. Dan juga untuk saat ini metkatinon
sendiri sudah tidak digunakan dalam dunia klinis, karena dianggap obat berbahaya.
3,4 metilendioksi metkatinon alias
metilon yang lagi mirip bentuknya dengan 3,4 metilendioksi metamfetamin
(ekstasi). Yah 2 obat ini memang seperti ditakdirkan sebagai teman
seperjuangan. Yang saya temukan pada program komputer Chemical Draw, suatu
program yang dapat mendeteksi sifat fisika-kimia senyawa (saya gunakan program
komputer karena saya belum nemu jurnalnya) ada peningkatan kemampuan pengikatan
obat terhadap reseptor. Yang berarti semakin banyak keluarnya hormon-hormon
katekolomin. Katekolamin meningkat efeknya pasti juga meningkat.
COCAINE
Kokain
dihasilkan adalah tanaman Erythroxylum coca. Kandungan tanaman adalah
golongan senyawa alkaloid bernama kokain. Kandungan alkaloid adalah
0,7-2,5% (40-50% adalah (-)-Kokain. Sifatnya adalah psikostimulan (sifat ini
mirip amfetamin).
Biosintesis kation N-methyl-pyrrolinium
Kation
N-metil-pirolinium merupakan prekursor penting pada biosintesis kokain.
Biosintesis dimulai dari L-Glutamine, yang diturunkan untuk L-ornithine pada tumbuhan.
L-ornithine
diubah menjadi L-arginin, yang kemudian dekarboksilasi melalui PLP untuk
membentuk agmatine. Hidrolisis imina ini berasal N-carbamoylputrescine diikuti
dengan hidrolisis urea untuk membentuk putresin. Jalur terpisah untuk mengubah
ornithine menjadi putresin pada tumbuhan dan hewan telah diketahui.
N-SAM-metilasi SAM dari putresin memberikan produk N-methylputrescine, yang
kemudian mengalami deaminasi oksidatif oleh aksi oksidase diamina menghasilkan
aminoaldehyde tersebut. Melaului formasi basa Schiff membentuk kation
N-metil-Δ1-pyrrolinium.
Biosintesis Kokain
Atom karbon tambahan diperlukan
untuk sintesis kokain berasal dari asetil-KoA, dengan penambahan dua unit
asetil-KoA untuk kation N-metil-Δ1-pyrrolinium.
Addisi
pertama adalah reaksi Mannich, yaitu anion enolat dari asetil-KoA bertindak
sebagai nukleofil terhadap kation pyrrolinium. Addisi kedua terjadi melalui
kondensasi Claisen menghasilkan campuran rasemat dari 2-substituted
pyrrolidine.
Pada
pembentukan tropinone dari rasemat etil [2,3-13C2] 4
(Nmethyl-2-pyrrolidinyl)-3-oxobutanoate tidak ada kespesifikan
stereoisomer tertentu. Namun, pada biosintesis kokain, hanya
(S)-enantiomer yang dapat melakukan siklisasi untuk membentuk sistem cincin
tropan kokain. Lalu terjadi reaksi oksidasi, yang meregenerasi kation
pyrrolinium dan pembentukan anion enolat, dan reaksi Mannich intramolekul.
Cincin sistem tropan mengalami hidrolisis, SAM-dependent methylation, dan
reduksi NADPH untuk pembentukan methylecgonine. Gugus benzoil diperlukan untuk
pembentukan diester kokain disintesis dari fenilalanin melalui asam sinamat.
Benzoil-KoA kemudian menggabungkan dua unit membentuk kokain.